Sabtu, 23 Desember 2017

Jurnal fasilitator 2
Menemukan jati diri dengan memfasilitasi.


Memilih peran menjadi fasilitator disamping kesibukan sehari-hari sebagai ibu rumahtangga dan ibu bekerja bukan hal yang mudah. Harus bisa mengatur gadget time dan lebih merapihkan tugas tugas yang lain agar mudah di ingat, dikerjakan.
Seakan mereview kelas bunsay yang lalu. Kembali terbiasa menjalankan komunikasi produktif, melatih kemandirian anak anak. Dalam fase ini tersadar bahwa dulu melakukan tantangan t10 hanya sebatas melaksanakan saja, setelah itu siap menerima materi baru dan berlatih lagi di game selanjutnya.
Menarik memang saat perkuliahan didesain seperti sebuah game,yang bisa memacu adrenalin kalau setorannya telat atau melihat milik teman lebih baik. Seakan haus ingin cepat mengetahui tantangan yang harus dilakukan pada materi selanjutnya. Sayang nya seperti game juga kalau sudah terlampaui maka permainan sudah selesai dan selesai sudah tanpa berlanjut lagi.
Menjadi fasilitator seakan mereview lagi dan mengingatkan bahwa berkomunikasi, melatih kemandirian harusnya tidak terputus pada saat di dalam kelas. Berkomunikasi dan melatih kemandirian akan terus berlanjut sampai anak anak dewasa.
Merasa pas dengan peran ini, kembali menemukan track yang sempat hilang. Learn dan unlearn, saat ini saya berada dalam fase unlearn. Baru paham nih maksud dari learning by facilitating terasa banget efek nya di saya.
Kepanjen, 20 Des 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pemilu Hexagon city di pekan ke-2

 Seperti layaknya seseorang yang berada di sebuah kota baru. Beradaptasi mulai dengan berkenalan dengan lingkungan sekitar, berkumpul dengan...